Selasa, 17 Juli 2012 0 komentar

SUARA MERDEKA CETAK - Menggemparkan, Penemuan ”Partikel Tuhan”

Reade more >>
Kamis, 28 Juni 2012 0 komentar

Islam, Ya Islam!






Bukan sulap bukan sihir. Jangan pula kaget, apalagi sinis kalo baru - baru ini banyak yang benci sama Islam. Kalo dia musuh Islam, ya wajar aja. Tapi mungkin rada-rada terkejut kalo yang nggak suka sama Islam justru kaum muslimin itu sendiri. Ada yang nekat bikin tafsir baru tentang ayat-ayat yang ada di al-Quran, ada pula yang tega menyebutkan bahwa Islam nggak berpihak pada wanita dengan adanya hukum poligami, yang menurut pengkritiknya, menyengsarakan kaum wanita. Malah, nggak sedikit yang kemudian memodifikasi Islam dengan ajaran lainnya, maka muncul istilah Islam liberal, Islam moderat untuk menandingi istilah yang mereka buat sendiri, yakni Islam fundamentalis, Islam radikal, Islam garis keras dsb. Waduh kayak ideologi saja. Liberal broooo! 

Ehm, kita nggak bermaksud memprovokasi supaya kamu jadi beringas, pasang muka garang, tangan mengepal siap melayangkan tinjuan maut kepada mereka yang mulai mempertanyakan kebenaran Islam. Nggak, di postingan kami ini kita cuma ingin ngajak rekan semua belajar, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam yang baik dan benar. 

Tenang aja. Pikiran tenang, hati jernih sejernih mata air aqua, insya Allah bisa ngendaliin keadaan. Jadinya, kita juga bisa melawan setiap upaya penghancuran ajaran Islam dengan kajian yang mencerdaskan pula. Paling nggak, kita ngasih jawaban yang berasal dari ajaran Islam. Bukan dari yang lain. Sebab, kalo dilawan dengan hawa nafsu juga akibatnya bisa fatal banget.

Kita pengen coba bahas sedikit kenapa masih ada yang meragukan ajaran Islam. Padahal, Islam emang beda! Beda ama agama mana pun dan emang nggak bisa disamain dengan ideologi mana pun. Makanya banyak yang nyesek kalo Islam sampe kembali memimpin dunia ini. Panas dingin deh. Kenapa? Karena pasti akan menjadi pesaing utama ideologi yang ada, khususnya Kapitalisme. Jadinya, setiap ada usaha kaum muslimin untuk memurnikan ajaran Islam, pasti deh dikecam, pasti tuh dicemooh, bahkan dengan sadis bilang kalo Islam tuh ngajarin terorisme. O..ow! (nggak salah nuduh nih?) 

Sobat muda muslim, jangan dulu begidik tanda nggak suka dengan bahasan kita kali ini, jangan pula langsung melempar buletin ini ke tempat sampah. Sebab, di sini saya janji nggak bakalan ngedoktrin kamu dengan cara menggurui (apalagi menghakimi). Nggak. Tapi saya coba ngajak kamu berpikir, berusaha menuntun kamu dengan ngajak ngobrol asyik soal yang katanya berat-berat itu. Setuju kan? 
Reade more >>
0 komentar

Agamaku, Agamamu


Andai saja semua agama itu sama, maka tak ada yang namanya perbedaan. Andai saja semua agama itu benar, tak perlu ada yang ngotot ingin benar sendiri. Andai saja semua agama itu menyembah Tuhan yang sama, nggak perlu ada pertumpahan darah atas nama agama. Andai saja semua agama itu menuju ke jalan yang sama, tak perlu ada kitab suci yang berbeda. Tapi fakta dan sejatinya memang berbeda kok. Justru pertanyaan saya: kenapa harus dipaksakan untuk disamakan?

Sayangnya, sekarang banyak usaha-usaha yang menjurus ke arah sana dengan alasan perdamaian dunia. Karena menurut para penggagasnya, seluruh agama akarnya satu, yakni dari sang pencipta, sehingga mereka berdalil: “Kenapa harus berbeda? Berbeda itu bikin konflik dan itu sangat berbahaya!”

Tapi yang jelas, kalo kita mau berpikir lebih dalam lagi (gali sumur kali!), kita justru akan menemukan bahwa masing-masing agama memang beda. Beda banget. Bahkan bukan hanya beda, tapi juga bertentangan, dan bahkan saling menentang satu sama lain.


Itu sebabnya, tentu nggak bisa mendefinisikan atau membuat pernyataan yang cuma berdasarkan logika dan hawa nafsu kita. Tapi kebenaran adalah muncul dari yang membuat kebenaran itu sendiri, yakni pencipta kita, Allah Swt. Karena kalo kebenaran diserahkan kepada masing-masing manusia, maka yang muncul bukan kebenaran, tapi pembenaran. Udah gitu miskin makna dan kaya dengan salah persepsi.

Sobat muda muslim, ngomongin soal agama kata sebagian kalangan dianggap sensitif. Saking sensanifnya, eh, sensitifnya maka kita nggak boleh ngomongin agama secara vulgar di tempat umum. Misalnya, kamu nanya sama teman kamu di sekolah dalam forum umum: “Agama kamu apa?” Wuih, kayaknya kita dianggap arogan atau sok, atau dicap sebagai orang yang melontarkan pertanyaaan dengan nada sentimen atau tendensius serta SARA dan macam-macam pikiran lainnya.

Kenapa? Karena kita terbiasa menabukan hal tersebut. Dianggap bahwa agama adalah urusan masing-masing individu. Nggak boleh ada individu lain yang mempertanyakan dan mempersoalkan status agama seseorang. Alasannya, kita menjunjung kebersamaan. Jadi jangan heran pula kalo kemudian muncul istilah toleransi, anak bangsa, dialog lintas agama dan iman, dan lain sejenisnya untuk mengkampanyekan tentang pentingnya persamaan. Padahal jelas sangat berbeda jauh. Wong dasarnya juga beda kok. Jadi apa yang mau disamakan? Betul ndak? Semoga kamu bisa memahaminya.

Dalam tulisan di sampul depan buku Psikologi Agama karya Kang Jalal, panggilan akrab Jalaluddin Rakhmat, dituliskan bahwa agama adalah kenyataan terdekat dan misteri terjauh. Begitu dekat: ia senantiasa hadir dalam kehidupan kita sehari-hari—di rumah, kantor, media, pasar, di mana saja. Begitu misterius: ia menampakkan wajah-wajah yang sering tampak berlawanan—memotivasi kekerasan tanpa belas atau pengabdian tanpa batas; mengilhami pencarian ilmu tertinggi atau menyuburkan takhayul dan superstisi (ketakhayulan); menciptakan gerakan massa paling kolosal atau menyingkap misteri ruhani paling personal; memekikkan perang paling keji atau menebarkan kedamaian paling hakiki. (Mizan, 2003)

Nah, karena itulah barangkali ada orang yang merasa bingung dengan agama, mulai menghindarinya dan mengajarkan atheisme. Maka, nggak usah heran kalo Darwin, Marx, Freud membunuh Tuhan dan Nietzsche turun dari bukit, menyanyikan lagu Zarathusta: Gott is gestorben (alias Tuhan sudah mati) (Psikologi Agama, hlm. 64)

Sobat muda muslim, karena saat ini banyak kaum kaum muslimin yang mulai kendor ikatannya dengan ajaran Islam, ada pula yang bahkan sudah melawan setiap ajaran yang ada dalam Islam, juga banyak yang berupaya menyamakan Islam dengan agama yang lain, maka saya merasa perlu untuk menjelaskan (semoga saja mencerahkan), tentang masalah ini. Saya ingin menegaskan bahwa Islam emang beda dengan agama yang lain. Jadi, nggak bisa pula keyakinan kita digeser-geser dan dipindah-pindah ke tempat lain (digeser-geser? Emangnya pot bunga?)

Islam emang beda!

Kalo kamu berani mengatakan ini, syukur deh. Kenapa? Karena masih punya harga diri dan sekaligus percaya diri. Harga diri itu mahal, jarang ada yang rela kalo harga dirinya diinjak-injak (kecuali yang nekat dan gelap mata dengan menjual dirinya sendiri dalam kenistaan). Kebanyakan orang kalo bicara harga diri semangat dan antusias. Harga diri harus dipelihara karena urusan hidup dan mati.

Percaya diri berarti kita percaya dengan apa yang kita perbuat. Orang yang berani melakukan suatu perbuatan dan kegiatan, sudah pasti bertanggung jawab. Itu sebabnya, dengan memiliki rasa percaya diri bisa dipastikan orang tersebut udah punya alasan dan tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya.

Yup, Islam memang beda. Beda banget dengan agama lain. Nggak bisa disamakan. Nggak bisa disatukan. Karena ibarat air dengan minyak, maka Islam nggak bisa dicampur dengan ajaran agama lain. Akan saling menolak dalam hal prinsip. Akan saling bertentangan dalam masalah akidah. Tidak ada gaya elektrostatis alias gaya tarik-menarik dalam urusan syariat antara Islam dan agama lain.

Sekarang coba kita bandingkan mulai dari yang sangat prinsip: yang disembah. Kita, kaum muslimin, cuma menyembah Allah Swt. bukan yang lain. Sementara agama lain, Nasrani misalnya, mereka punya konsep trinitas. Ajaran lain juga sama, menyekutukan Allah. Jelas beda kan? Firman Allah Swt.:

Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (QS al-An'aam [6]: 3)

Sementara dalam ayat lain, Allah Swt, pencipta kita semua menegaskan dalam firmanNya:

Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. (QS al-An'aam [6]: 1)

Dalam pernyataan lebih jelas dan tegas, Allah Swt menyebutkan (yang artinya): “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS al-Maaidah [5]: 72)

Nah, kalo dari akarnya aja udah beda, maka batang, ranting, daun, bunga dan buahnya jelas berbeda dong. Tul nggak? Lagian kita belum pernah tuh denger ada pohon mangga berbuah durian (mungkin Om Broery aja yang pernah mendendangkan lagu yang ada liriknya “buah semangka berdaun sirih”!)

Maka sangat wajar dan adil jika Allah Swt. aja mengajarkan bahwa keyakinan kita berbeda dengan keyakinan agama lain. Itu sebabnya, jangan bingung pula kalo syariatnya juga beda. Maka, apa hak kita menyatakan bahwa semua agama sama? Sehingga kita merasa kudu terlibat dan melibatkan diri dalam ibadah agama mereka. Bahkan hal itu dianggap wajar.

Bener lho, saking nggak ngertinya, ada sebagian dari kita yang latah ikutan perayaan natal bersama, misalnya. Malah dengan semangat dan gagah berani biar dianggap toleran menyambut dan menyampaikan ucapan selamat kepada mereka. Ah, itu namanya sudah salah menempatkan toleransi dong. Karena dalam urusan keimanan dan ibadah ini nggak berlaku istilah toleransi. Sebaliknya, kita kudu keukeuh memegang prinsip. Allah Swt udah wanti-wanti soal ini dalam al-Quran (yang artinya): “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS al-Kaafiruun [109]: 1-6)

Islam akan menang!

Bukan sulap bukan sihir bukan pula guna-guna en santet, kalo Islam bakalan memenangkan semua ideologi dan agama yang ada di dunia ini. Allah bahkan sudah menjanjikan kemenangan itu dan menjaminnya tetap menang. Nih, pernyataan Allah Swt itu (yang artinya): “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” (QS ash-Shaff [61]: 9)

Cuma masalahnya, kita udah siap nggak sebagai pemeluknya untuk berjuang membela Islam? Inilah yang kudu ditanyakan ke diri kita masing-masing. Ada baiknya memang kita introspeksi diri; udah sejauh mana sih kita cinta sama Islam, seberapa pantas masih menyandang gelar muslim, masih ragu nggak dengan ajaran Islam ini, masih suka malas nggak melaksanakan berbagai kewajibannya, masih kalah dengan hawa nafsu atau justru kita udah mampu mengendalikannya dan tunduk kepada syariat, masih kagum dengan potret bening kemaksiatan atau justru bersedia untuk ridho diatur dan pasrah kepada Allah Swt.?

Rasa-saranya ini emang yang sering kita lupakan. Kita lebih trengginas mengejar mimpi, sementara kenyataan yang ada dalam hidup kita dilepaskan. Kita bangga dengan westernisasi , dan malu bila masih berstatus muslim. Maka kita berlomba memamerkan aurat, padahal agama mengajarkan untuk menutupnya rapat-rapat. Kerudung dan jilbab dianggap kuno (kalo pun tetep dipake, tapi kudu ngikutin tren yang ada), sementara remaja muslimah banyak yang sregep mengenakan busana yang irit bahan (kali aja bermimpi bisa jadi kembarannya Jeniffer Aniston, Britney Spears, Mandy Moore, Shakira wa akwatuha )

Sobat muda muslim, kalo emang kita siap memenangkan Islam (dan menjaga kemenangannya), kita kudu setulus hati mencintainya. Karena cinta, adalah ketulusan. Kalo sudah sangat tulus mencintai, maka pengorbanan pun bukan sesuatu yang ditakutkan, malah dicari. Pemuda yang punya semangat seperti ini, nggak bakalan goyah menerima iming-iming ide murah dan murahan yang ditawarkan lingkungannya. Ia akan tetep berpegang teguh dengan prinsip hidupnya dan bangga menjadi seorang muslim.

Oke deh, mulai sekarang, kita benahi lagi cara pandang kita tentang iman dan Islam kita. Kita sanggup kok. Jangan sampe kita mengaku muslim, tapi sholat cuma sekali pas jadi mayat (eh, itu mah bukan sholat, tapi disholatkan!). Nah, mumpung belum disholatkan, mumpung belum pensiun dari dunia fana ini, kita kobarkan lagi semangat sebagai seorang muslim. Kita kokohkan iman kita, tingkatkan ilmu kita, dan baguskan amal kita. Kita ridho kepada Allah dan agar Allah pun ridho kepada kita.

Nah, mulai sekarang, yuk sama-sama kita kaji Islam, pahami, dan amalkan. Syukur-syukur kamu masih punya semangat untuk memperjuangkannya. Kita bisa barengan bahu-membahu dalam mensyiarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Biar semua kenal dan tahu. Ya, karena Islam emang beda dengan agama lain dan kita nggak usah nekat menyamakannya. Oke? Tetep semangat!

Super Thanks to www.prayoga.net
Reade more >>
Rabu, 11 April 2012 3 komentar

Telomerase dan Penuaan???


Hai semua, apa kabar? Tema hari ini adalah tentang Misteri Telomerase. Semua orang pasti mengalami penuan. Salah satu penyebab penuaan adalah semakin memendeknya kromosom per replikasi. Bayangkan, sudah berapa ribu kali sel kita bereplikasi sehingga menyebabkan pemendekan. Nah, baru baru ini sudah ditemukan suatu enzim fenomenal dengan nama " TELOMERASE "
Telomerase adalah suatu enzim yang menambahkan urutan DNA berulang ("TTAGGG" pada semua vertebrata) di ujung 3' utas DNA pada bagian telomer, yaitu bagian ujung kromosom eukariota. Telomer mengandung bahan DNA rapat dan memberikan kestabilan pada kromosom. Enzim ini tergolong transkriptase balik (reverse transcriptase) yang membawa molekul RNA-nya sendiri, yang selanjutnya digunakan sebagai cetakan sewaktu mengulur telomer, yang memendek setiap siklus replikasi. Telomerase ditemukan oleh Carol W. Greider dan Elizabeth Blackburn pada 1985 pada siliata Tetrahymena. Bersama dengan Jack W. Szostak, Greider dan Blackburn dianugerahi Penghargaan Nobel 2009 dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk temuan mereka ini . Ada beberapa indikasi bahwa telomerase berasal dari retrovirus 


Dalam penelitian terbaru, ilmuwan menemukan hubungan yang jelas antara manusia berumur 100 tahun dengan enzim hiperaktif yang bisa memperbaiki sel-sel. Peneliti mengatakan penemuan ini dapat digunakan untuk anti penuaan.


Manusia yang berumur 100 tahun atau lebih secara efektif memiliki mekanika tubuh yang terus menerus melakukan perbaikan fungsi tubuh agar bisa tetap bekerja. Dibandingkan dengan manusia normal yang sel-sel tubuhnya memiliki pusat kendali yang terkait dengan waktu.

Peneliti dari Albert Einstein College of Medicine di AS mempelajari sekelompok orang Yahudi Ashkenazi dan menemukan mereka yang hidup lama karena variasi mutan dari enzim telomerase.

Enzim ini bekerja untuk membangun kembali telomeres yang menutup setiap ujung sel kromosom yang bisa menghentikan terurainya enzim.

"Manusia yang panjang umur mampu mempertahankan panjang telomeres yang lebih baik," kata Youin Suh dari Yeshiva University seperti dilansir dari dailymail, Selasa (17/11/2009).

Semakin panjang telemore, sel akan semakin terlindungi dan proses penuaan berjalan lebih lambat.

Dalam laporan di Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti mengatakan mereka mempelajari komunitas Yahudi Ashkenazi karena berkelompok sangat erat sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi penyakit yang disebabkan perbedaan genetik.

Mereka terlihat sangat tua tetapi tetapi sangat sehat dengan rata-rata usia 97 tahun. Para manusia usia 100 tahun dan keturunannya memiliki gen mutan yang mempertahankan panjang telomeres dimana sel mereka membelah dari waktu ke waktu.

Ini berarti sebagian besar mereka terhindari dari penyakit yang berkaitan dengan usia seperti penyakit kardiovaskular (pembuluh darah) dan diabetes.





Reade more >>
Selasa, 10 April 2012 2 komentar

Surya Pratama in " Oh,,,"

Udah dua minggu yang lalu aku dikasih tugas buat ngarang cerpen. Mau tau nggag, ini hasilnya. sebuah cerpen konyol nan tak masuk akal karangan anak yang tidak tahu aturan ngarang yang bener. Sebelumnya thanks udah kuat nahan karanganku yang jauh dari layak untuk di baca. Peace!!!. 
Selanjutnya maaf ya broo, aku terinspirasi sama kalian semua. berkat kalian cerpen ini selesasi 2 jam sebelum deadline.



Oh,,,,
( Sebuah Cerpen yang Mengisahkan Betapa Kejamnya Dunia Mempermainkan Kehidupan )

T
ia, seorang gadis cantik yang disukai oleh semua cowok di sekolahnya. Dengan pakaiannya yang minim untuk siswa SMA dan rambutnya yang selalu terurai seperti model iklan shampo, membuat semua cowok tertarik padanya. Tapi dibalik keistimewaannya itu, dia mempunyai kekurangan. Dia sangatlah bodoh. Tidak ada nilai yang bagus yang dia peroleh kecuali kesenian dan olah raga. Dari 26 siswa di kelasnya, dia selalu menduduki peringkat satu dari bawah.
Suatu ketika Tia sedang mengikuti pelajaran Biologi yang diampu oleh Pak Ras. Dia tidak memusatkan pikiran dan perhatiannya terhadap penjelasan Pak Ras tapi sibuk bermain dengan ponselnya, menulis pesan dengan pacarnya, Jossy. Dia tertawa sendiri melihat pesan yang diterimanya. Tanpa disadari Pak Ras memperhatikan tingkahnya. Shaf yang duduk di sebelahnya menyenggol tangan Tia karena Pak Ras berjalan ke arahnya. Tia melirik Shaf dengan kesal karena mengganggu kegiatannya. Setelah dia tahu bahwa Pak Ras meuju ke tempat duduknya, dia bergegas menghentikan kegiatannya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas yang berada di pangkuan.

“Sudah selesai menulisnya, Tia?” tanya Pak Ras yang bediri di sebelah tempat duduk Tia.
“Eh, belum Pak,” jawab Tia.
“Apa yang kamu lakukan?”
“Ma- ma’af, pak.”
Dengan terburu-buru Tia mengambil buku catatan yang masih di dalam tas beserta pulpen dan segera menulis. Pak Ras masih berada di sampingnya sambil mengamati apa yang sedang dia lakukan. Tia pun merasa sedang dihukum karena kesalahan yang dia perbuat. Dia melirik Shaf. Shaf hanya mengangkat kedua matanya. Tidak tahu harus bagaimana.
“Tulisanmu bagus, Tia?!”  kata Pak Ras tiba-tiba.
“A-apa Pak?” Tia kaget mendengarnya, tidak percaya dengan perkataan yang diucapkan Pak Ras.
“Kalau tulisanmu dijadikan kaligrafi, pasti dinding di rumahmu akan terlihat indah,” kata Pak Ras memuji Tia.
“Teruskan menulisnya, ya!” kata Pak Ras, seraya tangannya mengelus pundak Tia lalu kembali ke mejanya.
Tia benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dia dan Shaf masih saling memandang dengan penuh tanda tanya. Mereka tidak tahu harus berkata apa. Setelah beberapa menit, pelajaran Biologi selesai. Mereka berdua berjalan menuju kantin.

***

            “Tia!” kata Shaf ketika istirahat di kantin. “Kau tidak curiga dengan sikap Pak Ras?”
“Memang kenapa?” tanya Tia sambil menyeruput es melonnya.
“Dia terlalu memperhatikanmu,” kata Shaf sambil menyendok baksonya.
“Memangnya kenapa? Tidak ada yang salah, kan?. Apalagi kalau aku bisa mendapatkan nilai-nilai bagus dari Pak Ras, walau aku tidak pernah memperhatikan pelajarannya.”
“Kamu belum dengar, ya ?” kata Shaf sedikit berbisik. “Minggu lalu Isna anak X.1, pindah sekolah gara-gara Pak Ras.”
“ Gara-gara Pak Ras? Bagaimana bisa?” kata Tia tidak mengerti.  
“ Awalnya Pak Ras sangat perhatian pada Isna seperti yang dilakukannya kepadamu. Dia memberi nilai bagus kepadanya. Dan akhirnya dia membujuk Isna untuk diajak ke UKS berduaan. Kau bisa tebak apa yang dilakukannya?”
Tia mengerutkan dahi tampak berpikir.
“Sehari setelah itu Isna langsung minta dipindahkan,” lanjut Shaf.           “Sebenarnya orang tua Isna ingin menuntut Pak Ras, tapi tidak ada bukti yang kuat. Jadi, Pak Ras bisa lolos.”
“Kalau itu memang benar, kenapa aku tidak pernah mendengarnya?”
“Itu karena kamu terlalu sibuk dengan pacarmu!”
“Kau hanya iri,” jawab Tia.
“Apa!?” Shaf terkejut mendengarnya.
“Kau iri padaku karena tidak mendapatkan perhatian dari Pak Ras. Dan kau iri padaku karena aku bisa mendapatkan nilai-nilai bagus darinya.”
“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?” kata Shaf tersinggung, nada suaranya meninggi. “Aku mencoba untuk memperingatkanmu, tapi kau justru menuduhku seperti itu. Asal tahu saja, aku bisa mendapatkan nilai bagus bukan karena dapat perhatian dari guru, tetapi karena usahaku sendiri. Tidak seperti kau!”
 “Kalau kamu tetap tidak percaya dengan apa yang dilakukan Pak Ras, aku punya informasi menarik yang bisa menjadi pertimbangan kamu.” cetus Shaf.
Ayahku pernah cerita tentang Pak Ras. Sewaktu di SMA, dia sekelas dengan Ayahku. Pada saat  itu, dia sering dipanggil sama guru BK karena ulahnya yang tidak sopan dan tidak senonoh. Dia memang pangeran sekolah tapi ulahnya amit-amit. Dia selalu membuat kegaduhan di kelas. Dia pernah dipanggil di kantor polisi karena perkelahian yang dilakukan dengan siswa lain sekolah. Guru-guru sampai hafal benar dengan anak yang bernama Rasmin ( Pak Ras ). Setiap ulangan pasti menggunakan jurus jitunya alias cari contekan. Yang paling parah lagi, dia pernah didamprat oleh seorang ibu yang mengaku putrinya MBA (Marriage By Accident) karena ulahnya juga. Tapi nasib mujur selalu menghampirinya karena kekayaan yang dimiliki orang tuanya.”
“Lalu?” tanya Shaf penuh penasaran.
“Bapakku tidak melanjutkan ceritanya karena ponselnya berdering. Tapi sebelumnya Bapakku juga pernah bergumam bahwa Pak Ras memang beruntung. Selain nakal dan playboy kelas kakap, dia sangat bodoh. Tes seleksi penerimaan pegawai negeri saja sudah dia ikuti sampai lima kali sejak lulus dari salah satu Perguruan Tinggi swasta. Baru tahun 2012 ini dia nembus tes dan diangkat menjadi PNS da ditempatkan di sekolah kita. Entah faktor apa yang membuat dia bisa begitu.”
Setelah mengatakan semua itu, Shaf langsung beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan Tia sendirian di kantin. Tia terbengong-bengong melihatnya.
 “Kenapa sih dengan anak itu?” begitu pikirannya.

***

            Tidak bisa dipungkiri apa yang dikatakan oleh Shaf tempo hari cukup mengusik pikiran Tia. Terlebih ketika ia bertemu Pak Ras. Ia selau memperhatikan setiap gerak-geriknya. Tidak hanya di dalam kelas saja, ketika berada di luar kelas Pak Ras juga sering kali mencari waktu untuk mendekati Tia. Dan di suatu hari, Pak Ras memanggil Tia untuk membantunya. Pak Ras meminta bantuan Tia untuk mengangkat obat-obatan ke Ruang UKS. Teringat apa yang dikatakan Shaf tempo hari, Tia pun menolak dengan halus. Perbuatan yang Tia lakukan membuat kecewa Pak Ras. Tia pun bergegas pergi. Dia tidak mau berlama-lama berada di ruang ini karena takut Pak Ras berhasil membujuknya. Untung saja dia bisa lari, kalau tidak dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya.

***

“Kau istirahat saja dulu di sini!”saran Shaf sambil memapah Tia ke UKS.
Tia tertatih-tatih berjalan ke ranjang dibantu oleh Shaf. Setelah dia bisa duduk di atas ranjang dia mengibas-ngibaskan lututnya yang terluka karena jatuh dari tangga sewaktu pelajaran olahraga. Menurut Tia, dia lebih senang tiduran di UKS daripada ikut pelajaran olahraga yang membuat capek. Setelah Shaf mengusapkan antiseptik yang dia temukan di kotak obat ke bagian yang terluka, Tia berkata :
“Tempat inilah saksi perbuatan bejat seorang guru kepada muridnya yang membuat masa depan muridnya hancur.”  kata Tia teringat dengan cerita Shaf.
“ Iya betul sekali itu.” sela Shaf. “Eh Tia, aku keluar dulu ya. Ntar kalau ada waktu aku ke sini lagi. OK.?”
“OK!” jawab Tia.
            Detik demi detik, menit demi menit dilewati oleh Tia sendirian. Sampai suatu saat dia mendengar suara pintu yang terbuka.
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikum salam, siapa di sana?” tanya Tia.
“Tenang, aku Pak Ras. Aku di sini hanya untuk menjengukmu. Saya mendengar dari anak-anak, kamu ada disini. Apa yang terluka?”
Jantung Tiapun hampir copot mendengar bahwa itu Pak Ras. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Setelah itu Pak Ras mendekati Tia dan melihat lukanya. Tanpa dia sadar, Pak Ras segera membius Tia sehingga Tia tak sadarkan diri.
“Nah, inilah kesempatanku untuk menikmatinya.” pikir Pak Ras.

Setelah selesai menikmati tubuh Tia yang tak berdaya, Pak Ras pun meninggalkan Tia dengan keadaan tak mengenakan selembar kain pun di sekujur tubuhnya. Tapi, disaat Pak Ras keluar dari UKS, dia kepergok oleh Jossy.
“Apa yang Bapak lakukan di UKS ini?” tanya Jossy.
Apapun yang kulakukan itu bukan urusanmusahut Pak Ras sambil berlari kecil dengan raut wajah yang panik.
Dengan penuh heran Jossy mencerna kata-kata Pak Ras tadi. Dia tidak tahu maksud perkataan Pak Ras. Hingga saatnya ketika Jossy masuk ke UKS, dia menemukan Tia dengan keadaan telanjang. Dia pun baru tahu maksud perkataan Pak Ras. Tanpa berpikir panjang, dia segera melapor kepada Kepala Sekolah. Sehari setelah itu, Pak Ras dipanggil dan diberhentikan dengan tidak hormat. Selain itu  Pak Ras juga dituntut oleh pihak kepolisian.

            Setelah beberapa jam, Tia pun baru sadar. Dia bingung dengan keadaannya sekarang. Dia pun bergegas berpakaian dan segera menemui Jossy. Jossy segera menceritakan semuanya. Tia pun menangis tiada henti sampai orang tuanya dipanggil ke sekolah. Orang tuanya pasrah dengan keadaan Tia yang sekarang. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Selain diperkosa oleh Pak Ras, Tia juga diputus oleh sang pacar tercinta. Jossy tidak mau mempunyai pacar yang sudah tidak suci lagi.

***

             Tiga hari berlalu, Tia belum juga larut dalam kesedihannya. Tia tidak tahu apa yang dapat dilakukannya di masa mendatang dengan keadaan seperti itu. Di dalam keheningannya, datanglah seorang laki-laki dengan membawa sepucuk surat.
            “Apakah benar ini rumah Tia?” tanyanya.
            “Ya pak, saya sendiri. Ada apa?”
            “Ini ada titipan surat dari bapak Kepala Sekolah.”
            “Kalau boleh tahu, isinya apa ,pak?”
            “Wah, maaf. Saya tidak tahu betul. Permisi.”

            Perasaan deg-degan menyelimuti tubuh Tia. Dia tidak tahu apa isi surat tersebut. Setelah dia baca, kabar buruk menimpanya. Dia dikeluarkan dari sekolah.
            Malam harinya, Tia memberitahukan isi surat itu kepada orangtuanya.

            “Umi, apakah aku boleh mencari sekolah yang baru?”
            “Mana mungkin ada sekolah yang menampung anak-anak hamil?”
            “Lalu bagaimana nasibku? Haruskah aku gugurkan kandunganku?”
            Dengan suara yang membentak Umi berkata, “Jangan! Kau sudah berdosa. Jangan menambah dosa lagi!”
            “Lalu apa yang harus kulakukan, umi?”
            “Tunggu sampai anakmu lahir!”
            “Apa!?”

***

            Selama sembilan bulan, Tia mendekam di rumahnya. Tia tak bisa berbuat apa-apa. Di tengah keheningan malam, terbangunlah dia. Dia segera mengambil air wudhu dan mengambil rukuh dan sajadah seraya menengadahkan kedua tangannya sambil berkata :
            “Pada siapa lagi aku bisa berbicara, sebelum ayam jantan berkokok, atau pun mengubah malam menjadi pagi. Biasanya aku hanya anak SMA yang polos, ceria, dan sekarang sepertinya aku hanyalah sebuah kotak kosong yang dipenuhi kesepian dan kesedihan.”
            “Ya, Allah. Tolonglah hambaMu yang hina dan penuh dosa ini. Tunjukkan jalan yang benar. Berilah kekuatan iman, kesabaran, dan petunjukMu. Jangan biarkan hambaMU ini terlarut dalam dosa. Ampuni segala kesalahan dan kekhilafan hamba. Ampuni segala dosa-dosa yang telah hamba perbuat. Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Ghofur. Amin   
           

*the end*
           



“HIDUP MEMANG TAKDIR, TAPI BAGAIMANA MENYIKAPI TAKDIR ITULAH YANG SAYA SEBUT FILOSOFI HIDUP. MAKA DARI ITU GUNAKAN HIDUPMU SEBAIK - BAIKNYA “
Surya PB





Reade more >>
0 komentar

First Mission >> Preparing

Gag nyangka juga kalo hari ini udah hari pertama masuk bimbel. Awalnya sih gag ada niat gitoo, *cuma tertarik gara gara bukunya doang, tapi semenjak tadi. Wowwh, so amazing banget ternyata. Mas tentor Mat yang coool sampe Mbak Kimia yang gokiil. hohhoho. Semoga ini membawa berkah dan ada progres yang signifikan yaaa mameeeen. Masalahnya  tantangan semester ini lebih berat dan target kedepan masih banyak. Aku nggag nyebut itu apa, intinya banyak banget deh. Dan satu lagi, semoga dengan ini aku bisa lebih mudah untuk masuk Jurusan Favorit di Universitas Favorit juga *sebenernya sih aku pengen di Fakultas bla bla bla. Haha itu rahasia. Tunggu tanggal mainnya. Kencangkan sabuk pengaman dan siap untuk melaju dengan kecepatan super tinggi dengan akselerasi tak terhingga yang konstant dengan tambahan amunisi baruuu. #wesssss :D
Reade more >>
0 komentar

#1

Assalamualaikum. Hello, ini kali pertama aku maen blog sejak 2 tahun silam. Ibuk bapak, Adek, Temen - temen, Thanks buat semuanya. :D. 
Reade more >>
 
;