Bukan sulap bukan sihir. Jangan pula kaget, apalagi sinis kalo baru - baru ini banyak yang benci sama Islam. Kalo dia musuh Islam, ya wajar aja. Tapi mungkin rada-rada terkejut kalo yang nggak suka sama Islam justru kaum muslimin itu sendiri. Ada yang nekat bikin tafsir baru tentang ayat-ayat yang ada di al-Quran, ada pula yang tega menyebutkan bahwa Islam nggak berpihak pada wanita dengan adanya hukum poligami, yang menurut pengkritiknya, menyengsarakan kaum wanita. Malah, nggak sedikit yang kemudian memodifikasi Islam dengan ajaran lainnya, maka muncul istilah Islam liberal, Islam moderat untuk menandingi istilah yang mereka buat sendiri, yakni Islam fundamentalis, Islam radikal, Islam garis keras dsb. Waduh kayak ideologi saja. Liberal broooo!
Ehm, kita nggak bermaksud memprovokasi supaya kamu jadi beringas, pasang muka garang, tangan mengepal siap melayangkan tinjuan maut kepada mereka yang mulai mempertanyakan kebenaran Islam. Nggak, di postingan kami ini kita cuma ingin ngajak rekan semua belajar, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam yang baik dan benar.
Tenang aja. Pikiran tenang, hati jernih sejernih mata air aqua, insya Allah bisa ngendaliin keadaan. Jadinya, kita juga bisa melawan setiap upaya penghancuran ajaran Islam dengan kajian yang mencerdaskan pula. Paling nggak, kita ngasih jawaban yang berasal dari ajaran Islam. Bukan dari yang lain. Sebab, kalo dilawan dengan hawa nafsu juga akibatnya bisa fatal banget.
Kita pengen coba bahas sedikit kenapa masih ada yang meragukan ajaran Islam. Padahal, Islam emang beda! Beda ama agama mana pun dan emang nggak bisa disamain dengan ideologi mana pun. Makanya banyak yang nyesek kalo Islam sampe kembali memimpin dunia ini. Panas dingin deh. Kenapa? Karena pasti akan menjadi pesaing utama ideologi yang ada, khususnya Kapitalisme. Jadinya, setiap ada usaha kaum muslimin untuk memurnikan ajaran Islam, pasti deh dikecam, pasti tuh dicemooh, bahkan dengan sadis bilang kalo Islam tuh ngajarin terorisme. O..ow! (nggak salah nuduh nih?)
Sobat muda muslim, jangan dulu begidik tanda nggak suka dengan bahasan kita kali ini, jangan pula langsung melempar buletin ini ke tempat sampah. Sebab, di sini saya janji nggak bakalan ngedoktrin kamu dengan cara menggurui (apalagi menghakimi). Nggak. Tapi saya coba ngajak kamu berpikir, berusaha menuntun kamu dengan ngajak ngobrol asyik soal yang katanya berat-berat itu. Setuju kan?
Andai saja semua agama itu sama, maka tak ada yang
namanya perbedaan. Andai saja semua agama itu benar, tak perlu ada
yang ngotot ingin benar sendiri. Andai saja semua agama itu menyembah
Tuhan yang sama, nggak perlu ada pertumpahan darah atas nama agama.
Andai saja semua agama itu menuju ke jalan yang sama, tak perlu ada
kitab suci yang berbeda. Tapi fakta dan sejatinya memang berbeda kok.
Justru pertanyaan saya: kenapa harus dipaksakan untuk disamakan?
Sayangnya, sekarang banyak usaha-usaha yang menjurus ke arah
sana dengan alasan perdamaian dunia. Karena menurut para
penggagasnya, seluruh agama akarnya satu, yakni dari sang pencipta,
sehingga mereka berdalil: “Kenapa harus berbeda? Berbeda itu bikin
konflik dan itu sangat berbahaya!”
Tapi yang jelas, kalo
kita mau berpikir lebih dalam lagi (gali sumur kali!), kita justru
akan menemukan bahwa masing-masing agama memang beda. Beda banget.
Bahkan bukan hanya beda, tapi juga bertentangan, dan bahkan saling
menentang satu sama lain.
Itu sebabnya, tentu nggak bisa
mendefinisikan atau membuat pernyataan yang cuma berdasarkan logika
dan hawa nafsu kita. Tapi kebenaran adalah muncul dari yang membuat
kebenaran itu sendiri, yakni pencipta kita, Allah Swt. Karena kalo
kebenaran diserahkan kepada masing-masing manusia, maka yang muncul
bukan kebenaran, tapi pembenaran. Udah gitu miskin makna dan kaya
dengan salah persepsi.
Sobat muda muslim, ngomongin soal
agama kata sebagian kalangan dianggap sensitif. Saking sensanifnya,
eh, sensitifnya maka kita nggak boleh ngomongin agama secara vulgar
di tempat umum. Misalnya, kamu nanya sama teman kamu di sekolah dalam
forum umum: “Agama kamu apa?” Wuih, kayaknya kita dianggap arogan
atau sok, atau dicap sebagai orang yang melontarkan pertanyaaan
dengan nada sentimen atau tendensius serta SARA dan macam-macam
pikiran lainnya.
Kenapa? Karena kita terbiasa menabukan hal
tersebut. Dianggap bahwa agama adalah urusan masing-masing individu.
Nggak boleh ada individu lain yang mempertanyakan dan mempersoalkan
status agama seseorang. Alasannya, kita menjunjung kebersamaan. Jadi
jangan heran pula kalo kemudian muncul istilah toleransi, anak
bangsa, dialog lintas agama dan iman, dan lain sejenisnya untuk
mengkampanyekan tentang pentingnya persamaan. Padahal jelas sangat
berbeda jauh. Wong dasarnya juga beda kok. Jadi apa yang mau
disamakan? Betul ndak? Semoga kamu bisa memahaminya.
Dalam
tulisan di sampul depan buku Psikologi Agama karya Kang Jalal,
panggilan akrab Jalaluddin Rakhmat, dituliskan bahwa agama adalah
kenyataan terdekat dan misteri terjauh. Begitu dekat: ia senantiasa
hadir dalam kehidupan kita sehari-hari—di rumah, kantor, media,
pasar, di mana saja. Begitu misterius: ia menampakkan wajah-wajah
yang sering tampak berlawanan—memotivasi kekerasan tanpa belas atau
pengabdian tanpa batas; mengilhami pencarian ilmu tertinggi atau
menyuburkan takhayul dan superstisi (ketakhayulan); menciptakan
gerakan massa paling kolosal atau menyingkap misteri ruhani paling
personal; memekikkan perang paling keji atau menebarkan kedamaian
paling hakiki. (Mizan, 2003)
Nah, karena itulah barangkali
ada orang yang merasa bingung dengan agama, mulai menghindarinya dan
mengajarkan atheisme. Maka, nggak usah heran kalo Darwin, Marx, Freud
membunuh Tuhan dan Nietzsche turun dari bukit, menyanyikan lagu
Zarathusta: Gott is gestorben (alias Tuhan sudah mati) (Psikologi
Agama, hlm. 64)
Sobat muda muslim, karena saat ini banyak
kaum kaum muslimin yang mulai kendor ikatannya dengan ajaran Islam,
ada pula yang bahkan sudah melawan setiap ajaran yang ada dalam
Islam, juga banyak yang berupaya menyamakan Islam dengan agama yang
lain, maka saya merasa perlu untuk menjelaskan (semoga saja
mencerahkan), tentang masalah ini. Saya ingin menegaskan bahwa Islam
emang beda dengan agama yang lain. Jadi, nggak bisa pula keyakinan
kita digeser-geser dan dipindah-pindah ke tempat lain (digeser-geser?
Emangnya pot bunga?)
Islam emang beda!
Kalo kamu
berani mengatakan ini, syukur deh. Kenapa? Karena masih punya harga
diri dan sekaligus percaya diri. Harga diri itu mahal, jarang ada
yang rela kalo harga dirinya diinjak-injak (kecuali yang nekat dan
gelap mata dengan menjual dirinya sendiri dalam kenistaan).
Kebanyakan orang kalo bicara harga diri semangat dan antusias. Harga
diri harus dipelihara karena urusan hidup dan mati.
Percaya
diri berarti kita percaya dengan apa yang kita perbuat. Orang yang
berani melakukan suatu perbuatan dan kegiatan, sudah pasti
bertanggung jawab. Itu sebabnya, dengan memiliki rasa percaya diri
bisa dipastikan orang tersebut udah punya alasan dan tanggung jawab
atas apa yang diperbuatnya.
Yup, Islam memang beda. Beda
banget dengan agama lain. Nggak bisa disamakan. Nggak bisa disatukan.
Karena ibarat air dengan minyak, maka Islam nggak bisa dicampur
dengan ajaran agama lain. Akan saling menolak dalam hal prinsip. Akan
saling bertentangan dalam masalah akidah. Tidak ada gaya
elektrostatis alias gaya tarik-menarik dalam urusan syariat antara
Islam dan agama lain.
Sekarang coba kita bandingkan mulai
dari yang sangat prinsip: yang disembah. Kita, kaum muslimin, cuma
menyembah Allah Swt. bukan yang lain. Sementara agama lain, Nasrani
misalnya, mereka punya konsep trinitas. Ajaran lain juga sama,
menyekutukan Allah. Jelas beda kan? Firman Allah Swt.:
Dan
Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia
mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan
mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (QS al-An'aam [6]: 3)
Sementara dalam ayat lain, Allah Swt, pencipta kita semua
menegaskan dalam firmanNya:
Segala puji bagi Allah Yang
telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang,
namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan
mereka. (QS al-An'aam [6]: 1)
Dalam pernyataan lebih
jelas dan tegas, Allah Swt menyebutkan (yang artinya): “Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah
Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai
Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah
ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS
al-Maaidah [5]: 72)
Nah, kalo dari akarnya aja udah beda,
maka batang, ranting, daun, bunga dan buahnya jelas berbeda dong. Tul
nggak? Lagian kita belum pernah tuh denger ada pohon mangga berbuah
durian (mungkin Om Broery aja yang pernah mendendangkan lagu yang ada
liriknya “buah semangka berdaun sirih”!)
Maka sangat
wajar dan adil jika Allah Swt. aja mengajarkan bahwa keyakinan kita
berbeda dengan keyakinan agama lain. Itu sebabnya, jangan bingung
pula kalo syariatnya juga beda. Maka, apa hak kita menyatakan bahwa
semua agama sama? Sehingga kita merasa kudu terlibat dan melibatkan
diri dalam ibadah agama mereka. Bahkan hal itu dianggap wajar.
Bener lho, saking nggak ngertinya, ada sebagian dari kita
yang latah ikutan perayaan natal bersama, misalnya. Malah dengan
semangat dan gagah berani biar dianggap toleran menyambut dan
menyampaikan ucapan selamat kepada mereka. Ah, itu namanya sudah
salah menempatkan toleransi dong. Karena dalam urusan keimanan dan
ibadah ini nggak berlaku istilah toleransi. Sebaliknya, kita kudu
keukeuh memegang prinsip. Allah Swt udah wanti-wanti soal ini dalam
al-Quran (yang artinya): “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah
Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
(QS al-Kaafiruun [109]: 1-6)
Islam akan menang!
Bukan
sulap bukan sihir bukan pula guna-guna en santet, kalo Islam bakalan
memenangkan semua ideologi dan agama yang ada di dunia ini. Allah
bahkan sudah menjanjikan kemenangan itu dan menjaminnya tetap menang.
Nih, pernyataan Allah Swt itu (yang artinya): “Dia-lah yang
mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik
membenci.” (QS ash-Shaff [61]: 9)
Cuma masalahnya, kita
udah siap nggak sebagai pemeluknya untuk berjuang membela Islam?
Inilah yang kudu ditanyakan ke diri kita masing-masing. Ada baiknya
memang kita introspeksi diri; udah sejauh mana sih kita cinta sama
Islam, seberapa pantas masih menyandang gelar muslim, masih ragu
nggak dengan ajaran Islam ini, masih suka malas nggak melaksanakan
berbagai kewajibannya, masih kalah dengan hawa nafsu atau justru kita
udah mampu mengendalikannya dan tunduk kepada syariat, masih kagum
dengan potret bening kemaksiatan atau justru bersedia untuk ridho
diatur dan pasrah kepada Allah Swt.?
Rasa-saranya ini emang
yang sering kita lupakan. Kita lebih trengginas mengejar mimpi,
sementara kenyataan yang ada dalam hidup kita dilepaskan. Kita bangga
dengan westernisasi , dan malu bila masih berstatus muslim. Maka kita
berlomba memamerkan aurat, padahal agama mengajarkan untuk menutupnya
rapat-rapat. Kerudung dan jilbab dianggap kuno (kalo pun tetep
dipake, tapi kudu ngikutin tren yang ada), sementara remaja muslimah
banyak yang sregep mengenakan busana yang irit bahan (kali aja
bermimpi bisa jadi kembarannya Jeniffer Aniston, Britney Spears,
Mandy Moore, Shakira wa akwatuha )
Sobat muda muslim, kalo
emang kita siap memenangkan Islam (dan menjaga kemenangannya), kita
kudu setulus hati mencintainya. Karena cinta, adalah ketulusan. Kalo
sudah sangat tulus mencintai, maka pengorbanan pun bukan sesuatu yang
ditakutkan, malah dicari. Pemuda yang punya semangat seperti ini,
nggak bakalan goyah menerima iming-iming ide murah dan murahan yang
ditawarkan lingkungannya. Ia akan tetep berpegang teguh dengan
prinsip hidupnya dan bangga menjadi seorang muslim.
Oke deh,
mulai sekarang, kita benahi lagi cara pandang kita tentang iman dan
Islam kita. Kita sanggup kok. Jangan sampe kita mengaku muslim, tapi
sholat cuma sekali pas jadi mayat (eh, itu mah bukan sholat, tapi
disholatkan!). Nah, mumpung belum disholatkan, mumpung belum pensiun
dari dunia fana ini, kita kobarkan lagi semangat sebagai seorang
muslim. Kita kokohkan iman kita, tingkatkan ilmu kita, dan baguskan
amal kita. Kita ridho kepada Allah dan agar Allah pun ridho kepada
kita.
Nah, mulai sekarang, yuk sama-sama kita kaji Islam,
pahami, dan amalkan. Syukur-syukur kamu masih punya semangat untuk
memperjuangkannya. Kita bisa barengan bahu-membahu dalam mensyiarkan
Islam ke seluruh penjuru dunia. Biar semua kenal dan tahu. Ya, karena
Islam emang beda dengan agama lain dan kita nggak usah nekat
menyamakannya. Oke? Tetep semangat!
Super Thanks to www.prayoga.net
Hai semua, apa kabar? Tema hari ini adalah tentang Misteri Telomerase. Semua orang pasti mengalami penuan. Salah satu penyebab penuaan adalah semakin memendeknya kromosom per replikasi. Bayangkan, sudah berapa ribu kali sel kita bereplikasi sehingga menyebabkan pemendekan. Nah, baru baru ini sudah ditemukan suatu enzim fenomenal dengan nama " TELOMERASE "
Telomerase adalah suatu enzim yang menambahkan urutan DNA berulang ("TTAGGG" pada semua vertebrata) di ujung 3' utas DNA pada bagian telomer, yaitu bagian ujung kromosom eukariota. Telomer mengandung bahan DNA rapat dan memberikan kestabilan pada kromosom. Enzim ini tergolong transkriptase balik (reverse transcriptase) yang membawa molekul RNA-nya sendiri, yang selanjutnya digunakan sebagai cetakan sewaktu mengulur telomer, yang memendek setiap siklus replikasi. Telomerase ditemukan oleh Carol W. Greider dan Elizabeth Blackburn pada 1985 pada siliata Tetrahymena. Bersama dengan Jack W. Szostak, Greider dan Blackburn dianugerahi Penghargaan Nobel 2009 dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk temuan mereka ini . Ada beberapa indikasi bahwa telomerase berasal dari retrovirus
Dalam penelitian terbaru, ilmuwan menemukan hubungan yang jelas antara manusia berumur 100 tahun dengan enzim hiperaktif yang bisa memperbaiki sel-sel. Peneliti mengatakan penemuan ini dapat digunakan untuk anti penuaan.
Manusia yang berumur 100 tahun atau lebih secara efektif memiliki mekanika tubuh yang terus menerus melakukan perbaikan fungsi tubuh agar bisa tetap bekerja. Dibandingkan dengan manusia normal yang sel-sel tubuhnya memiliki pusat kendali yang terkait dengan waktu.
Peneliti dari Albert Einstein College of Medicine di AS mempelajari sekelompok orang Yahudi Ashkenazi dan menemukan mereka yang hidup lama karena variasi mutan dari enzim telomerase.
Enzim ini bekerja untuk membangun kembali telomeres yang menutup setiap ujung sel kromosom yang bisa menghentikan terurainya enzim.
"Manusia yang panjang umur mampu mempertahankan panjang telomeres yang lebih baik," kata Youin Suh dari Yeshiva University seperti dilansir dari dailymail, Selasa (17/11/2009).
Semakin panjang telemore, sel akan semakin terlindungi dan proses penuaan berjalan lebih lambat.
Dalam laporan di Proceedings of the National Academy of Sciences, peneliti mengatakan mereka mempelajari komunitas Yahudi Ashkenazi karena berkelompok sangat erat sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi penyakit yang disebabkan perbedaan genetik.
Mereka terlihat sangat tua tetapi tetapi sangat sehat dengan rata-rata usia 97 tahun. Para manusia usia 100 tahun dan keturunannya memiliki gen mutan yang mempertahankan panjang telomeres dimana sel mereka membelah dari waktu ke waktu.
Ini berarti sebagian besar mereka terhindari dari penyakit yang berkaitan dengan usia seperti penyakit kardiovaskular (pembuluh darah) dan diabetes.
Udah dua minggu yang lalu aku dikasih tugas buat ngarang cerpen. Mau tau nggag, ini hasilnya. sebuah cerpen konyol nan tak masuk akal karangan anak yang tidak tahu aturan ngarang yang bener. Sebelumnya thanks udah kuat nahan karanganku yang jauh dari layak untuk di baca. Peace!!!.
Selanjutnya maaf ya broo, aku terinspirasi sama kalian semua. berkat kalian cerpen ini selesasi 2 jam sebelum deadline.
Oh,,,,
T
|
ia, seorang gadis cantik yang disukai
oleh semua cowok di sekolahnya. Dengan pakaiannya yang minim untuk siswa SMA dan rambutnya yang selalu terurai
seperti model iklan shampo, membuat semua cowok tertarik padanya. Tapi dibalik
keistimewaannya itu, dia mempunyai kekurangan. Dia sangatlah bodoh. Tidak ada
nilai yang bagus yang dia peroleh kecuali kesenian dan olah raga. Dari 26 siswa
di kelasnya, dia selalu menduduki peringkat satu dari bawah.
Suatu ketika Tia sedang
mengikuti pelajaran Biologi yang diampu oleh Pak Ras. Dia tidak memusatkan
pikiran dan perhatiannya terhadap penjelasan Pak Ras tapi sibuk bermain dengan
ponselnya, menulis pesan dengan pacarnya, Jossy.
Dia tertawa sendiri melihat pesan yang diterimanya. Tanpa disadari Pak Ras
memperhatikan tingkahnya. Shaf yang duduk di sebelahnya menyenggol tangan Tia
karena Pak Ras berjalan ke arahnya. Tia melirik Shaf dengan kesal karena
mengganggu kegiatannya. Setelah dia tahu bahwa Pak Ras meuju ke tempat
duduknya, dia bergegas menghentikan kegiatannya dan memasukkan ponselnya ke
dalam tas yang berada di pangkuan.
“Sudah selesai
menulisnya, Tia?” tanya Pak Ras yang bediri di sebelah tempat duduk Tia.
“Eh, belum Pak,” jawab
Tia.
“Apa yang kamu
lakukan?”
“Ma- ma’af, pak.”
Dengan terburu-buru Tia
mengambil buku catatan yang masih di dalam tas beserta pulpen dan segera menulis. Pak Ras masih
berada di sampingnya sambil mengamati apa yang sedang dia lakukan. Tia pun
merasa sedang dihukum karena kesalahan yang dia perbuat. Dia melirik Shaf. Shaf
hanya mengangkat kedua matanya. Tidak tahu harus bagaimana.
“Tulisanmu bagus,
Tia?!” kata Pak Ras tiba-tiba.
“A-apa Pak?” Tia kaget
mendengarnya, tidak percaya dengan perkataan yang diucapkan Pak Ras.
“Kalau tulisanmu
dijadikan kaligrafi, pasti dinding di rumahmu akan terlihat indah,” kata Pak Ras
memuji Tia.
“Teruskan menulisnya,
ya!” kata Pak Ras, seraya tangannya mengelus pundak Tia lalu kembali ke
mejanya.
Tia benar-benar tidak
percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dia dan Shaf masih saling memandang
dengan penuh tanda tanya. Mereka tidak tahu harus berkata apa. Setelah beberapa
menit, pelajaran Biologi selesai. Mereka berdua berjalan menuju kantin.
***
“Tia!”
kata Shaf ketika istirahat di kantin. “Kau tidak curiga dengan sikap Pak Ras?”
“Memang kenapa?” tanya
Tia sambil menyeruput es melonnya.
“Dia terlalu
memperhatikanmu,” kata Shaf sambil menyendok baksonya.
“Memangnya kenapa? Tidak
ada yang salah, kan ?.
Apalagi kalau aku bisa mendapatkan nilai-nilai bagus dari Pak Ras, walau aku
tidak pernah memperhatikan pelajarannya.”
“Kamu belum dengar, ya
?” kata Shaf sedikit berbisik. “Minggu lalu Isna
anak X.1, pindah sekolah gara-gara Pak
Ras.”
“ Gara-gara Pak Ras? Bagaimana
bisa?” kata Tia tidak mengerti.
“ Awalnya Pak Ras
sangat perhatian pada Isna seperti yang dilakukannya kepadamu. Dia memberi
nilai bagus kepadanya. Dan akhirnya dia membujuk Isna untuk diajak ke UKS
berduaan. Kau bisa tebak apa yang dilakukannya?”
Tia mengerutkan dahi
tampak berpikir.
“Sehari setelah itu
Isna langsung minta dipindahkan,” lanjut Shaf. “Sebenarnya orang tua Isna ingin menuntut
Pak Ras, tapi tidak ada bukti yang kuat. Jadi, Pak Ras bisa lolos.”
“Kalau itu memang
benar, kenapa aku tidak pernah mendengarnya?”
“Itu karena kamu
terlalu sibuk dengan pacarmu!”
“Kau hanya iri,” jawab
Tia.
“Apa!?” Shaf terkejut
mendengarnya.
“Kau iri padaku karena
tidak mendapatkan perhatian dari Pak Ras. Dan kau iri padaku karena aku bisa
mendapatkan nilai-nilai bagus darinya.”
“Bagaimana bisa kau
berkata seperti itu?” kata Shaf tersinggung, nada suaranya meninggi. “Aku
mencoba untuk memperingatkanmu, tapi kau justru menuduhku seperti itu. Asal
tahu saja, aku bisa mendapatkan nilai bagus bukan karena dapat perhatian dari
guru, tetapi karena usahaku sendiri. Tidak seperti kau!”
“Kalau kamu tetap tidak percaya dengan apa
yang dilakukan Pak Ras, aku punya informasi menarik yang bisa menjadi
pertimbangan kamu.” cetus Shaf.
“Ayahku pernah cerita tentang Pak Ras.
Sewaktu di SMA, dia sekelas dengan Ayahku.
Pada saat itu, dia sering dipanggil sama
guru BK karena ulahnya yang tidak sopan
dan tidak senonoh. Dia memang pangeran sekolah tapi ulahnya amit-amit. Dia
selalu membuat kegaduhan di kelas. Dia pernah dipanggil di kantor polisi karena perkelahian yang
dilakukan dengan siswa lain sekolah. Guru-guru sampai hafal benar dengan anak
yang bernama Rasmin ( Pak Ras ). Setiap ulangan pasti menggunakan jurus jitunya
alias cari contekan. Yang paling parah lagi, dia pernah didamprat oleh seorang ibu yang mengaku putrinya MBA (Marriage By Accident) karena ulahnya
juga. Tapi nasib mujur selalu menghampirinya karena kekayaan yang dimiliki
orang tuanya.”
“Lalu?” tanya Shaf
penuh penasaran.
“Bapakku tidak
melanjutkan ceritanya karena ponselnya berdering. Tapi sebelumnya Bapakku juga
pernah bergumam bahwa Pak Ras memang beruntung. Selain nakal dan playboy kelas
kakap, dia sangat bodoh. Tes seleksi penerimaan pegawai negeri saja sudah dia
ikuti sampai lima
kali sejak lulus dari salah satu Perguruan Tinggi swasta. Baru tahun 2012 ini dia nembus tes dan diangkat menjadi PNS
da ditempatkan di sekolah kita. Entah faktor apa yang membuat dia bisa begitu.”
Setelah mengatakan
semua itu, Shaf langsung beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan Tia
sendirian di kantin. Tia terbengong-bengong melihatnya.
“Kenapa sih dengan anak itu?” begitu
pikirannya.
***
Tidak
bisa dipungkiri apa yang dikatakan oleh Shaf tempo hari cukup mengusik pikiran
Tia. Terlebih ketika ia bertemu Pak Ras. Ia selau memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Tidak hanya di dalam kelas saja, ketika berada di luar kelas Pak Ras juga
sering kali mencari waktu untuk mendekati Tia. Dan di suatu hari, Pak Ras
memanggil Tia untuk membantunya. Pak Ras meminta bantuan Tia untuk mengangkat
obat-obatan ke Ruang UKS. Teringat apa yang dikatakan Shaf tempo hari, Tia pun
menolak dengan halus. Perbuatan yang Tia lakukan membuat kecewa Pak Ras. Tia pun
bergegas pergi. Dia tidak mau berlama-lama berada di ruang ini karena takut Pak
Ras berhasil membujuknya. Untung saja dia bisa lari, kalau tidak dia tidak tahu
apa yang akan terjadi dengannya.
***
“Kau istirahat saja
dulu di sini!”saran Shaf sambil memapah Tia ke UKS.
Tia tertatih-tatih
berjalan ke ranjang dibantu oleh Shaf. Setelah dia bisa duduk di atas ranjang dia
mengibas-ngibaskan lututnya yang terluka karena jatuh dari tangga sewaktu pelajaran
olahraga. Menurut Tia, dia lebih senang tiduran di UKS daripada ikut pelajaran
olahraga yang membuat capek. Setelah Shaf mengusapkan antiseptik yang dia
temukan di kotak obat ke bagian yang terluka, Tia berkata :
“Tempat inilah saksi
perbuatan bejat seorang guru kepada muridnya yang membuat masa depan muridnya
hancur.” kata Tia teringat dengan cerita
Shaf.
“ Iya betul sekali
itu.” sela Shaf. “Eh Tia, aku keluar dulu ya. Ntar kalau ada waktu aku ke sini
lagi. OK.?”
“OK!” jawab Tia.
Detik
demi detik, menit demi menit dilewati oleh Tia sendirian. Sampai suatu saat dia
mendengar suara pintu yang terbuka.
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikum salam,
siapa di sana ?”
tanya Tia.
“Tenang, aku Pak Ras.
Aku di sini hanya untuk menjengukmu. Saya mendengar dari anak-anak, kamu ada
disini. Apa yang terluka?”
Jantung Tiapun hampir
copot mendengar bahwa itu Pak Ras. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Setelah
itu Pak Ras mendekati Tia dan melihat lukanya. Tanpa dia sadar, Pak Ras segera
membius Tia sehingga Tia tak sadarkan diri.
“Nah, inilah
kesempatanku untuk menikmatinya.” pikir Pak Ras.
Setelah selesai
menikmati tubuh Tia yang tak berdaya, Pak Ras pun meninggalkan Tia dengan
keadaan tak mengenakan selembar kain pun di sekujur tubuhnya. Tapi, disaat Pak
Ras keluar dari UKS, dia kepergok oleh Jossy.
“Apa yang Bapak lakukan
di UKS ini?” tanya Jossy.
“Apapun yang kulakukan itu
bukan urusanmu” sahut Pak Ras sambil
berlari kecil dengan raut wajah yang panik.
Dengan penuh heran
Jossy mencerna kata-kata Pak Ras tadi. Dia tidak tahu maksud perkataan Pak Ras.
Hingga saatnya ketika Jossy masuk ke UKS, dia menemukan Tia dengan keadaan
telanjang. Dia pun baru tahu maksud perkataan Pak Ras. Tanpa berpikir panjang, dia
segera melapor kepada Kepala Sekolah. Sehari setelah itu, Pak Ras dipanggil dan
diberhentikan dengan tidak hormat. Selain itu
Pak Ras juga dituntut oleh pihak kepolisian.
Setelah
beberapa jam, Tia pun baru sadar. Dia bingung dengan keadaannya sekarang. Dia pun
bergegas berpakaian dan segera menemui Jossy. Jossy segera menceritakan
semuanya. Tia pun menangis tiada henti sampai orang tuanya dipanggil ke
sekolah. Orang tuanya pasrah dengan keadaan Tia yang sekarang. Sudah jatuh
tertimpa tangga pula. Selain diperkosa oleh Pak Ras, Tia juga diputus oleh sang
pacar tercinta. Jossy tidak mau mempunyai pacar yang sudah tidak suci lagi.
***
Tiga hari berlalu, Tia belum juga larut dalam kesedihannya.
Tia tidak tahu apa yang dapat dilakukannya di masa mendatang dengan keadaan
seperti itu. Di dalam keheningannya, datanglah seorang laki-laki dengan membawa
sepucuk surat .
“Apakah
benar ini rumah Tia?” tanyanya.
“Ya
pak, saya sendiri. Ada
apa?”
“Ini
ada titipan surat
dari bapak Kepala Sekolah.”
“Kalau
boleh tahu, isinya apa ,pak?”
“Wah,
maaf. Saya tidak tahu betul. Permisi.”
Perasaan
deg-degan menyelimuti tubuh Tia. Dia tidak tahu apa isi surat tersebut. Setelah dia baca, kabar buruk
menimpanya. Dia dikeluarkan dari sekolah.
Malam
harinya, Tia memberitahukan isi surat
itu kepada orangtuanya.
“Umi,
apakah aku boleh mencari sekolah yang baru?”
“Mana
mungkin ada sekolah yang menampung anak-anak hamil?”
“Lalu
bagaimana nasibku? Haruskah aku gugurkan kandunganku?”
Dengan
suara yang membentak Umi berkata, “Jangan! Kau sudah berdosa. Jangan menambah dosa
lagi!”
“Lalu
apa yang harus kulakukan, umi?”
“Tunggu
sampai anakmu lahir!”
“Apa!?”
***
Selama
sembilan bulan, Tia mendekam di rumahnya. Tia tak bisa berbuat apa-apa. Di
tengah keheningan malam, terbangunlah dia. Dia segera mengambil air wudhu dan
mengambil rukuh dan sajadah
seraya menengadahkan kedua tangannya sambil berkata :
“Pada
siapa lagi aku bisa berbicara, sebelum ayam jantan berkokok, atau pun mengubah
malam menjadi pagi. Biasanya aku hanya anak SMA yang polos, ceria, dan sekarang sepertinya aku hanyalah sebuah
kotak kosong yang dipenuhi kesepian dan kesedihan.”
“Ya,
Allah. Tolonglah hambaMu yang hina dan penuh dosa ini. Tunjukkan jalan yang
benar. Berilah kekuatan iman, kesabaran, dan petunjukMu. Jangan biarkan hambaMU
ini terlarut dalam dosa. Ampuni segala kesalahan dan kekhilafan hamba. Ampuni
segala dosa-dosa yang telah hamba perbuat. Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya
Ghofur. Amin
*the end*
“HIDUP MEMANG TAKDIR, TAPI BAGAIMANA
MENYIKAPI TAKDIR ITULAH YANG SAYA SEBUT FILOSOFI HIDUP. MAKA DARI ITU GUNAKAN
HIDUPMU SEBAIK - BAIKNYA “
Surya PB
Gag nyangka juga kalo hari ini udah hari pertama masuk bimbel. Awalnya sih gag ada niat gitoo, *cuma tertarik gara gara bukunya doang, tapi semenjak tadi. Wowwh, so amazing banget ternyata. Mas tentor Mat yang coool sampe Mbak Kimia yang gokiil. hohhoho. Semoga ini membawa berkah dan ada progres yang signifikan yaaa mameeeen. Masalahnya tantangan semester ini lebih berat dan target kedepan masih banyak. Aku nggag nyebut itu apa, intinya banyak banget deh. Dan satu lagi, semoga dengan ini aku bisa lebih mudah untuk masuk Jurusan Favorit di Universitas Favorit juga *sebenernya sih aku pengen di Fakultas bla bla bla. Haha itu rahasia. Tunggu tanggal mainnya. Kencangkan sabuk pengaman dan siap untuk melaju dengan kecepatan super tinggi dengan akselerasi tak terhingga yang konstant dengan tambahan amunisi baruuu. #wesssss :D
Assalamualaikum. Hello, ini kali pertama aku maen blog sejak 2 tahun silam. Ibuk bapak, Adek, Temen - temen, Thanks buat semuanya. :D.
Reade more >>
Langganan:
Postingan (Atom)